Kepahlawanan BJ Habibie: "PAHLAWAN" Teknologi Tanpa Tanda Jasa

PRESIDIUM ICMI Pusat boleh bergonta-ganti. Begitu pula ketua ICMI Orwil di setiap propinsi di Indonesia. Namun keberadaan BJ Habibie sebagai Presiden ICMI tampaknya tidak pernah tergoyahkan hingga sekarang. Padahal lengsernya BJ Habibie dari ketua ICMI seiring naiknya BJ Habibie sebagai Presiden RI karena menggantikan Presiden Soeharto telah berlangsung sejak tahun 1998.



ICMI lahir, tumbuh dan berkembang di masa puncak-puncaknya tekanan politik terhadap Islam dan gerakan ummat Islam di Indonesia. Sebagian pimpinan politik dan militer yang phobia terhadap Islam bersatu memarginalkan Islam dan ummat Islam seminim mungkin dari pemerintahan. Berusaha menutup habis peluang kebangkitan Islam dari aspek apapun dan dimanapun juga. Bahkan siapapun yang berani menyuarakan jihad langsung distempel melakukan tindakan subversif dan dimasukkan ke dalam golongan ekstrem kanan yang akan menggantikan UUD 1945 dengan Islam. Berakibat puluhan hingga ratusan DAI, mubaligh dan tokoh Islam masuk penjara. Dan sebagiannya menjadi korban penembakan aparat TNI dan Polri yang mayat-mayatnya entah dikuburkan di mana?

Dalam keadaan negara yang seperti itu, BJ Habibie setelah menerima tausiah dari sejumlah tokoh Islam di antaranya sesama alumni ITB, alm Imadudin Abdurrahman, ternyata tanpa ragu bersedia menjabat ketua ICMI Pusat. Tidak ada kekhawatiran jika dirinya bakal distempel sebagai melakukan subversif karena mengedepankan Islam dan ummat Islam, juga tidak merasa kedudukannya sebagai pembantu Presiden Soeharto terancam. Dirinya pun masih bisa meluangkan waktu untuk memajukan ummat Islam terutama di kalangan intelektual sehingga menempatkan kedudukan terhormatnya di negeri ini.


Kehadiran ICMI dengan peran nakhoda BJ Habibie menjadi pintu masuk bagi tokoh-tokoh Islam untuk kembali bergerak setelah sebelumnya terbelenggu. satu demi satu tokoh Islam menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan di bawah Presiden Soeharto. Tampaknya BJ Habibie dengan kepribadian ilmuannya mampu memberikan tausiah kepada Presiden Soeharto, sehingga berbagai kebijakan presiden cenderung berpihak kepada Islam dan ummatnya. Padahal selama puluhan tahun sebelumnya, berbagai kebijakan presiden lebih banyak dipengaruhi non muslim dan nasionalis. Tidak mengherankan jika dahulunya pemerintah seeringkali bentrok dengan ummat Islam sehingga menimbulkan ledakan sosial seperti Kasus Tanjung Priok.

Presiden Soeharto sudah lebih banyak berpaling ke BJ Habibie yang telah banyak didukung oleh tokoh muslim di belakangnya, para phobia Islam dari kalangan politik dan militer mengubah strategi . Jika sebelumnya mereka telah gagal untuk mengadu-dombakan Presiden Soeharto dengan tokoh-tokoh muslim, kini yang mereka lakukan adalah mengadu-dombakan Presiden Indonesia dengan Presiden dari negara-negara asing yang sangat memiliki phobia terhadap ummat Islam yang di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat serta yang didukung oleh sejumlah organisasi tingkat dunia lainnya.


IMF didukung Presiden Amerika Serikat berusah menekan Presiden Soeharto melalui utang piutang dari luar negeri. Harkat dan martabat Presiden dijatuhkan dihadapan dunia yang diikuti kejatuhannya di Indonesia. Beberapa pembantu presiden mulai berani membangkang setelah kedudukan presiden melemah baik di kalangan sipil maupun militer. Ditambah lagi keadaan masyarakat yang akan  berujung pada desintegrasi. Para pengamat dunia sudah memperkirakan kesatuan Indonesia dari Sabang sampai Marauke segera berubah menjadi negara-negara kecil yang bakal serupa nasib seperti negara Uni Soviet.

Presiden Soeharto melengserkan dirinya sendiri ke prabon setelah merasa tidak mampu lagi untuk mengendalikan negara yang begitu carut marut atas apa yang beliau perbuat. Secara konstitusional, Wakil Presiden BJ Habibie akan naik menggantikan Soeharto. Mau tidak mau, berdasarkan konstitusi yang ada, BJ Habibie harus memegang kendali pemerintahan Republik Indonesia. Berlaku sampai beberapa tahun ke depan dampai habis masa pimpinan Presiden Soeharto yang terpilih untuk yang kesekian kalinya dalam pemilu tahun 1998.


BJ Habibie tidak punya pilihan lain, karena negaranya memanggil. Dahulupun BJ Habibie tidak memiliki pilihan lain karena Presiden Soeharto atas nama negara memanggilnya untuk berkiprah di Tanah Air dan meninggalkan kiprahnya di negara Jerman. Menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi untuk memimpin pembangunan dan kebangkitan teknologi Bangsa Indonesia ke kancah tingkat dunia.

Kembalinya BJ Habibie ke Tanah Air sekaligus juga meninggalkan kedudukannya sebagai ilmuan penemu Teori Crack pada pesawat yang begitu dihormati dan dibanggakan para ilmuan asing. Di sana, dirinya dikenal dan terkenal bukan dengan nama BJ Habibie tapi Mr. Crack. Panggilan dan sebutan Mr Crack merupakan penghormatan bagi para ilmuan penemu teori ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam dunia pernerbangan Internasional.


Tanah Air sangat membutuhkan tenaga dan pikiran BJ Habibie untuk membangun teknologi Bangsa Indonesia yang telah tertinggal jauh dari negara-negara lainnya, bahkan dari negara tetangga Malaysia dan Singapura. Menjadi sebuah tugas besar dan kewajiban BJ Habibie untuk membentuk dan melahirkan SDM berkualitas dari kalangan generasi muda Bangsa Indonesia demi membangun teknologi berdasarkan kekuatan dan kecerdasan anak-anak bangsa sendiri. Membebaskan ketergantungan kepada kekuatan dan kecerdasan SDM asing.

Prestasi dan prestise Bangsa Indonesia dalam teknologi menunjukkan hasilnya. Pesawat N250 buatan asli Bangsa Indonesia mengangkasa. Berarti bangsa ini mampu membangun teknlogi tinggi yang hanya dimiliki sedikit bangsa-bangsa di dunia. Sebuah batu loncatan agar dapat merai kemampuan teknologi lainnya di segala bidang.



Jauh sebelumnya, BJ Habibie dipercaya untuk mendesain utuh pesawat baru anatara lain DO-31. Menjadi pesawat pertama berbaling-baling tetap, yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal. Rencana ini dibeli Badan Penerbang dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA). Ada juga jet C-130 dll.

Hanya saja, sejak hari pertama menjabat sebagai presiden, BJ Habibie langsung dihadapkan dengan sejuta warisan politik dan ekonomi, yang demikian kacau balau. Mau tidak mau soal pembangunan teknologi Bangsa Indonesia di tunda sementara karena persoalan tersebut.

Sejak itulah posisi Presiden BJ Habibie layaknya mengemudi sebuah pesawat terbang yang tengah mengalami kerusakan mesin berat  di angkasa. Di dalam pesawat, para penumpang berteriak-teriak dan menjerit ketakutan sera berusaha keras saling menyelamatkan dirinya masing-masing tanpa peduli dengan penumpang lainnya. Tidak seorangpun yang menginginkan mati konyol bersama pesawat yang akan jatuh.


BJ Habibie percaya kepada Allah SWT bahwa pesawatnya masih bisa diselamatkan dengan melakukan pendaratan darurat untuk melakukan perbaikan menyeluruh. Berusaha mengemudikan pesawat agar mampu mandarat dengan selamat.

Saat itu, apapun ancaman dan hujatan terhadap dirinya dan keluarga, selaku Presiden tidak begitu dipedulikan. Kepeduliannya hanya terpusat pada penyelamatan pesawat dan penumpangnya. di tangannya seakan-akan tergenggam nasib Bangsa Indonesia selanjutnya, akankah masih tetap bersatu atau berpecah-belah?

Satu demi satu persoalan bagsa dapat diatasi dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Pertama, membentuk sebuah kabinet profesional dan kuat yang sebagian besarnya meibatkan intelektual ICMI. Kedua, meraih kembali kepercayaan. Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Ketiga, membebaskan para tahanan dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi lainnya.


Pada era pemerintahannya yang sangat singkat itu, BJ Habibie berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia. Ketika itu pula lahir UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat. Perubahan UU Partai dan yang paling penting adalah UU Otonomi Daerah. Melalui penerapan UU Otonomi Daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru telah berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tanpa adanya UU Otonomi Daerah dapat dipastikan Indonesia akan mengalami nasib yang sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

Di sisi lainnya, ada sebagian pemimpin bangsa yang selalu menghujat BJ Habibie sebagai Putra Mahkota Presiden Soeharto. Segala kesalahan Soeharto sebagian besar juga di pandang sebagai kesalahan BJ Habibie. Terlebih lagi para mantan pejabat yang phobia terhadap Islam yang sebelumnya sempat terpinggirkan dari lingkaran Presiden Soeharto yang terlanjur cenderung memihak Islam dan Ummat Islam.

Sejak saat itu bagi  mereka adalah tiada hari tanpa menghujat Presiden BJ Habibie dengan dukungan media-media cetak dan elektronik. Apapun kebijakan presiden selalu saja salah dan disalahkan. Mereka tidak pernah perduli jika kebijakan presiden terbukti berhasil menaikkan nilai rupiah menjadi normal yang sebelumnya anjlok terhadap nilai dollar ke tingkat abnormal sehingga banyak pengusaha nasional yang mengalami kebangkrutan.


Presiden BJ Habibie mempercepat pemilu dari rencananya tahun 2003 menjadi 1999. Sebenarnya BJ Habibie masih populer untuk memenangkan jabatan presiden. Apalagi dia telah menorehkan  sejumlah prestasi dan prestasi untuk kemajuan Bangsa Indonesia baik sebagai presiden maupun sebagai menteri dan ilmuan.

Mengingat pihak-pihak yang phobia terhadap Islam bakal berbuat nekad dan membabi buta agar bisa memenangkan jabatan presiden, maka BJ Habibie mengambil keputusan tegas. Beliau menolak dicalonkan sebagai presiden. Apalah artinya menjabat sebagai presiden jika dikemudian huru hara yang akan merusak dan mengancurkan sesuatu yang telah dibangun Bangsa Indonesia sebelumnya. Saat itu pun, semasa peralihan dari Orde Baru ke Reformasi telah meninggalkan begitu banyak kerusakan dan kehancuran di segala bidang, sehingga negeri ini nyaris berpecah-belah.

Pemilu tahun 1999 menampilkan tiga serangkai pemimpin reformasi yang akan menduduki janatan puncak di negeri ini. masing-masing Presiden Abdurrahman Wahid yang didampingi Presiden Megawati Soekarno Puttri dan ketua MPR RI Amin Rais. Berarti tiga serangkai yang sebelumnya mendesak Presiden Soeharto lengser ke prabon yang mendapat giliran memimpin Bangsa Indonesia melamgkah jauh kedepan.


Begitu pula pemilu berikutnya memunculkan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang  didukung para pemimpin dan sebelumnya mengaku-ngaku sebagai reformer. Berusaha memajukan Bangsa Indonesia menjadi lebih bermartabat di mata dunia.

Setelah pergantian Presiden RI terjadi berkali-kali dan melihat apa yang diperbuat setiap presiden, barulah terbukti siapakah presiden terbaik? Sejarah tidak pernah bisa dibohongi dan  ditutup-tutupi, dengan kata-kata bahkan tulisan. Berbagai bukti dari hasil kepemimpinan presiden demi presiden di masa reformasi tampaknya kepemimpinan Presiden BJ Habibie, yang memiliki nilai plus tersendiri. Terlebih lagi pada bidang teknologi tinggi dan kedirgnataraan. Bangsa Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata berkat kemampuannya dengan membuat pesawat terbang.

Kemampuan tersebut memberikan hikmah tersendiri. Dalam  pandangan bangsa-bangsa maju dan modern, jika Bangsa Indonesia mampu menguasai teknologi tinggi kedirgantaraan, maka penguasaan teknologi  lebih dibawahnya tinggal menunggu waktu saja. Karenanya cita-cita Indonesia menjadi negeri terpandang di samping negeri agraris terkua bekal menjadi kenyataan.


Kemungkinan besar akan membuat sejumlah negara-negara industri kuat yang selama ini telah menjadikan Indonesia sebagai pasar besar bagi produk-produknya merasa cemas. Mereka yang phobia akan Islam bersatu untuk menghentikan sepak terjang BJ Habibie, lebih dari itu semua prestasi dan prestise BJ Habibie dalam teknologi kedirgantaraan berusaha dihapuskan dalam sejarah bangsa. Tinggalah BJ Habibie yang akan dikenal sebagai anak Putra Mahota Presiden Orde Baru selama-lamanya yang hanya dianggap bersalah karena mewarisi kekacauan di negeri ini, Bangsa Indonesia.

Lagi-lagi sejarah tidak bisa dibohongi dan ditutup-tutupi dengan kata-kata dan tulisan. Setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden, kemampuan BJ Habibie melangkahkan kakinya selalu disambut hangat dan penuh kerinduan serta keikhlasan. Lihat saja bagaimana kalangan civitas akademika Institut Teknologi Surabaya (ITS) terkagum-kagum ketika BJ Habibie memberikan orasi ilmiahnya. Menginspirasi para mahasiswa untuk berkiprah di bidang teknologi demi kemajuan Bangsa Indonesia.


Begitu pula kalangan intelektual di Jepang memberikan tepuk tangan penghormatan atas buah pikiran BJ Habibie yang mengkritisi masa depan Jepang yang suram. Meski dikritisi, Nogoya University memberinya gelar doktor kehormatan di bidang sains dan teknologi. Tampaknya tenaga dan pikiran lelaki kelahiran Pare-Pare tahun 1936 ini masih tetap dibutuhkan dunia. Adakah Presiden Indonesia yang bisa mendapatkan penghargaan dan penghormatan serupa??

Itulah Presiden Bangsa Indonesia yang tetap menjadi presiden meskipun tidak lagi menjabat sebagai presiden. Kepopulerannya dalam keilmuan telah melebihi presiden siapapun di dunia. Bahkan Pengeran Sultan Abdul Azis (Saudi Arabia) mengatakan, "Habibie, dunia tidak tuli dan buta. Bahwa, di dunia terdapat ilmuan muslim yang mengangkat nama Islam di mata dunia dengan prestasi dan progresifitasnya."

Dengan demikian sudah selayaknya Bangsa Indonesia menempatkan BJ Habibie sebagai pahlawan teknologi Bangsa Indonesia. Beliau menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat Indonesia. Apalagi generasi  muda Indonesia sekarang begitu kesulitan menemukan contoh dan teladan dari kalangan pemimpin bangsa yang sedang berkuasa. Terlebih-lebih lagi para intelektual ICMI baik di pusat maupun daerah.

Sesungguhnya para intelektual ICMI jauh lebih layak mencontoh dan meneladani BJ Habibie ketimbang lainnya. Memotivasi masyarakat agar menjadi Pahlawan Teknologi Bangsa Indonesia di daerahnya masing-masing. Semakin banyak bermunculan teknologi-teknologi muda, maka akan semakin besar pula peluang bagi negeri agraris ini untuk maju dan berkembang. Bahkan tidak tertutup kemungkinan negeri ini untuk ikut mempengaruhi percaturan dunia baik dalam damai maupun perang.



Sumber : http://cendekiasumsel.wordpress.com/2012/12/14/kepahlawanan-bj-habibiepahlawan-teknologi-tanpa-tanda-jasa/

0 Response to "Kepahlawanan BJ Habibie: "PAHLAWAN" Teknologi Tanpa Tanda Jasa"

Posting Komentar

Terimakasih telah beratisipasi atas blog kami, kami akan terus memberikan yang terbaik untuk pembaca lainnya